BAB B
MENGGANTIKAN TUGAS MAMAKU SEBAGAI ISTRI PAPAKU
Sesudah membayar semua biaya administrasi selama di rumah sakit, kami berduapun pulang dengan menumpang sebuah taksi. Saat kami berdua berjalan melalui lorong rumah sakit, tanpa sengaja mataku melirik pada jam dinding yang ada di dekat pintu keluar, ternyata waktu telah menunjukkan pukul 05.45 w.i.b. Tak terasa ternyata aku tadi sudah hampir 45 menit berada di rumah sakit untuk mandi, bersih-bersih dan mempersiapkan segala keperluan yang akan dibawa pulang juga melunasi semua biaya administrasi, beserta obat-obatan yang dikonsumsi oleh papaku. Setelah semuanya beres aku lantas menelepon taksi, dan kami berdua kemudian duduk di salah satu kursi panjang yang ada tepat di halaman pintu keluar rumah sakit. Sesudah menunggu hampir 15 menit, akhirnya taksi yang menjemput kamipun tiba, dan kami segera naik ke dalam taksi untuk kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.
Selama perjalanan pulang kamipun bercanda, dan ayah terus memujiku, hingga membuatku tersipu-sipu malu, ayah mengatakan bahwa diriku jauh lebih cantik, manis, serta perhatian padanya daripada ibuku. Akhirnya sesudah perjalanan selama 35 menit kamipun sampailah di rumah. Oh iya ayahku adalah seorang pensiunan guru, dan papa telah lama pensiun saat aku kelas 2 SMA itu. Setelah menurunkan semua barang bawaan yang di bawa dari rumah sakit, dan beristirahat sejenak ayahpun lalu membisikkan sesuatu di telingaku ini. Papaku berkata; "nduk, kamu maukan papa cepat sembuh sayang?" Lalu akupun menjawab, "tentu saja donk pa, Ratna ingin papa lekas sembuh sayang." Apa yang dapat Ratna lakukan nich pa, agar papa lekas sembuh sayang?", sambil kusandarkan kepalaku di bahu papaku. Papa kemudian membelai rambutku yang panjangnya sebahu ini, dan lalu menciumi leherku yang jenjang. Sehingga membuat darahkupun berdesir, dan perlahan akupun mulai mendesah,"ooohhh...paaaa.."
Papa lalu menggendong tubuhku yang mungil, dan sintal ini ke dalam kamarku, tidak lupa papapun mengunci pintunya. Papa kemudian perlahan tapi pasti terus mencumbuiku, dan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku ini. Akupun membalasnya dengan membelitkan lidahku, sehingga lidah kamipun saling membelit, tak lupa papapun memberikan sedikit air liurnya. Sementara itu tangan kanan papa meremas-remas pantatku, dan tangan kirinya meremas payudaraku. Aku sudah berusaha melawan sekuat tenagaku, batinkupun bergolak dahsyat, tetapi pada akhirnya naluri kewanitaanku meluluh lantakkan kata hatiku ini yang mengatakan ini dosa. Lama-kelamaan akupun merasakan suatu rasa nikmat yang menjalar di sekujur tubuhku ini, payudarakupun perlahan juga mulai mengeras. Akupun kemudian berbisik pada ayah, "Pa, papa lepas saja baju terusan yang ratna kenakan ini sayang." Papakupun menggangguk, dan beliaupun lantas mengarahkan tangan kanannya ke punggungku ini, lalu setelah tangan papa mencapai restleting dasterku ini, papa lantas mulai membuka retsleting daster/baju terusan ku ini perlahan-lahan, dan melemparkannya ke kursi yang ada di seberang kasur.
Papa lalu meraba celana dalam ku, dan mulai menggosok-gosokkan satu jarinya di sana, sehingga vaginaku yang telah mulai basah sejak papa mencumbuiku tadi, kini semakin bertambah basah lagi. Aku benar-benar terangsang oleh perlakuan yang diberikan papa kepadaku ini. Papa lalu meminta izin kepadaku untuk melepas celana dalam ku, dan akupun mengganggukan kepala, sambil sedikit kuangkat pantatku ini, agar memudahkan papa untuk melepas celana dalam ku. Perlahan tapi pasti celana dalam ku pun mulai melorot ke tumit, dan akhirnya terlepaslah sudah celana dalam ku ini.
Aku yang masih merasa malu telanjang di depan papa, secara refleks berusaha kututupi belahan liang vaginaku ini dengan kedua tanganku, tetapi papa lalu menepikan tanganku, dan mulai menciumi vaginaku yang sudah sangat basah, dan becek ini. Papa mulai menjulurkan lidahnya, dan tangannya berusaha menjembeng{membuka ke kiri, dan ke kanan dengan menariknya pada kedua sisi yang berlawanan} bibir labia mayora vaginaku ini dan satu jarinya memilin-milin klitorisku. Aku dapat merasakan dinding vaginaku ini berdenyut-denyut saat papa mulai menjilati vaginaku, dan tangannya memainkan klitorisku, perlahan-lahan cairan kewanitaankupun mulai menetes, papa lalu meminum semua cairan kewanitaanku ini. "Oh sayang, rasanya begitu eennaak nduk, nak, putriku cairan vaginamu ini." Papa berkata demikian sesudah beliau selesai menjilati vaginaku.
Kemudian papa lalu naik ke atas, dan perlahan-lahan membuka kaitan bra ku ini. Sehingga terbebaslah sudah payudaraku ini dari kurungannya, dan menjulang ke atas kedua buah putingku ini, yang mana rata-rata tonjolan(bagian yang menonjol pada puting payudara) dan ukuran puting payudara perempuan(pentil) itu lebih ramping(lebih kecil daripada 3/8 inchi(10 mm) atau kira-kira ukuran puting payudara(pentil) perempuan itu rata-rata sebesar 7/8 dari butir/biji kelereng yang kecil begitupun dengan ukuran puting payudaraku atau dapat juga digambarkan puting payudaraku(pentilku) ini sebesar jempol bayi namun sedikit lebih panjang dengan ujung putingku yang mengacung tegak bagaikan bagian belakang pensil. Papa lalu mulai mengisap putingku yang sebelah kanansruuppp...sruupp...sssrruupp..., sambil meremas-remas payudaraku ini disekitar daerah areolaku, yang mana pada wanita dewasa diameter areola rata-rata adalah 38,1 mm(1,5 inchi) tetapi ukurannya mencapai rentangan hingga 100 mm(4 inchi) atau lebih luas dan berwarna dari merah muda hingga coklat gelap serta melingkar mengelilingi daerah disekitar puting payudara(pentil). Areola ini adalah daerah yang sangat peka dan sensitif terhadapan sentuhan serta rangsangan. Sehingga akupun meracau manakala kurasakan kenikmatan yang luar biasa akibat dari sentuhan dan rangsangan jari jemari papaku yang konstan nan terus menerus pada daerah areola pentilku ini."Ooohhh...paaa...uuuuhhh...eeennnakkk sayang, mmmmhhhh...paaa... terusskaaann sayang....
Kala mendengar ocehanku ini papapun menjadi semakin bersemangat dalam meremas, dan menghisap payudaraku. Selang 5 menit kemudian papapun beralih pada payudara kiriku, beliau tambah bersemangat dalam menghisapsluuruupp...sruppp..., dan meremas payudaraku ini, akibatnya akupun semakin mendesah,"ooooohhhh...pppaaaa..., terrrruussss sayang...oooohhh paapaa... tetek Ratna ini hanya untuk papa saja sayanggg...."
Saat aku masih dalam kondisi lemas, tiba-tiba ayahku membuka semua pakaiannya, dan memerintahkanku untuk memegang kontolnya. " Ratna sayang, tolong elus kontol ayah donk, sudah lama kontol ayah ini gak dielus, dan diisepin sama mama kamu nduk." Tentu saja aku kaget bukan kepalang, ternyata ayah mengganggapku ini sebagai mama, karena kemiripan wajah kami. Terus terang aku agak mual saat akan menghisap kontol ayahku, selain karena ukurannya yang panjang, dan besar, juga ini adalah pengalaman pertamaku dalam mengisap kontol seorang laki-laki. Akhirnya karena dorongan nafsuku yang sudah sampai ke ubun-ubun, akupun beranikan diri juga mulai menghisap sssluuruupp...sluruupp..., dan mengocok kontol papaku ini. Mungkin karena saking besar, dan panjangnya kontol papa, hingga akhirnya kerongkonganku ini terasa penuh oleh kontol papa. Akupun secara refleks memaju mundurkan kepalaku ini, tidak lupa buah pelir papa, serta kepala kontol papakupun kujilati.
Saat aku tengah asyik mengulum kontol papaku, papa tiba-tiba memasukkan satu jarinya ke dalam vaginaku ini, dan mulai mengocok-ngocok dinding vaginaku, sehingga membuatku semakin cepat dalam mengulum kontol ayahku ini. Selama 3 menit ayah mengocok dinding vaginaku, akupun semakin menggelinjang merasakan kenikmatan yang luar biasa saat jari-jari ayah menyentuh bagian G-spotku(titik grafenberg) yang terletak dua inchi di sebelah atas lubang vaginaku pada bagian depan(anterior) dinding vaginaku yang mengarah ke arah pusar/ke depan dan berbentuk seperti bola kecil dekat dengan urethra atau saluran kencingku, tepatnya pada pertengahan antara pembukaan vagina dengan leher rahimku(serviks), yang mana biasanya pada wanita daerah G-spot(titik grafenberg) itu terletak pada daerah di tengah antara tulang pinggul dengan leher rahim(serviks).
Setelah beberapa menit kemudian, aku sudah hampir sampai untuk kedua kalinya, tiba-tiba keluar cairan putih dari kontol ayah, dan tertelan olehku serta kurasakan rasanya gurih sekali. Setelah itu ayah menjadi lemas, lalu ayahpun mengeluarkan jarinya dari dalam vaginaku ini, sehingga aku merasa nanggung sebab sebenarnya aku sudah hampir mengalami orgasme yang luar biasa saat papa memainkan vaginaku dengan jari, lalu disentuhkannya jarinya tepat pada bagian G-spot(titik grafenberg) di dalam vaginaku ini.
Beberapa saat kemudian setelah staminaku agak pulih karena kocokan jari tangan papaku yang terus menerus pada liang vaginaku terutama di daerah G-spotku(titik grafenberg) ini yang begitu hebatnya, lalu akupun mengajak papa untuk mandi bareng, namun kulihat papa sudah tidak ada di kamarku ini. Nah, karena aku masih merasa sedikit haus, lalu akupun berjalan ke dapur untuk mengambil minum dengan masih dalam keadaan telanjang bugil tanpa sehelai busanapun. Setelah itu akupun lalu mencari kemana papa tadi? Lalu tanpa sengaja aku melihat papaku tengah berbaring di ranjang kamarnya sambil mengocok kontolnya dan memanggil namaku, "Oh ratna papa ingin memilikimu seutuhnya nduk, papa ingin merasakan jepitan vaginamu yang seret itu setiap saat sayang", begitulah yang dikatakan oleh papaku dalam desahnya. Papa tidak menyadari bahwa di saat itu aku tengah berdiri tepat di depan pintu kamarnya.
Akupun perlahan-lahan berjalan memasuki kamar papaku, lalu duduk disamping papaku yang sedang asyik mengocok kontolnya. Akupun lalu berkata pada papa; "pa, sini biar ratna saja yang kocokin kontol papa sayang." Papaku lalu menoleh kepadaku, kemudian bangkit duduk dan membisikkan sesuatu ke telingaku ini; "Nduk, apakah kamu mendengar perkataan yang papa ucapkan tadi saat papa sedang onani sayang?" Lalu akupun menjawab; "iya pa, tadi ratna mendengar dengan jelas apa yang papa ucapkan saat papa asyik mengocok kontol papa". Papapun lalu berkata kepadaku ini; "Nduk, papa sekarang sudah jarang mendapatkan belaian dari mamamu ini, memang kadang-kadang papa dan mama masih berhubungan intim, tetapi mama lebih sering menolak Nduk." Akupun lalu menyela perkataan papaku; "hmm...iya pa, lantas apa yang ratna bisa lakukan untuk membantu papa?" Papakupun dengan nada memelas menjawab pertanyaanku tadi; "papa ingin memperistrimu Nduk, putriku Ratna yang cantik." "Papa tidak ingin ada laki-laki lain selain papa yang menikmati kehangatan tubuhmu, manisnya kedua buah payudaramu, dan jepitan vaginamu yang hangat nan sempit itu. Kamu maukan sayang menjadi istri papa ini?" Akupun mengangguk, lalu kukatakan; "iya pa, baiklah ratna mau menjadi istri papa sayang, jujur sejak kejadian saat ratna papa setubuhi dahulu sepulang sekolah itu, ratna selalu ingin papa setubuhi lagi sayang. Ratna merasa iri, dan cemburu pada mama saat ratna mengintip mama juga papa sedang berhubungan intim."
Papaku kemudian melanjutkan kata-katanya; "Okay, mulai sekarang putuskan pacarmu itu, papa akan setubuhi kamu setiap saat, kecuali saat kamu sedang menstruasi(datang bulan), dan papa akan menghamilimu Nduk serta membuatmu melahirkan anak kita, yang juga buah cinta kita, yang mana itu adalah cucu papa ini. Bagaimana kamu bersediakah sayang?" Akupun merasa kaget papa berkata seperti itu, namun dalam hati merasa bahagia. Akupun tersenyum sambil kukatakan; "iya pa, ratna bersedia sayang, hanya ratna minta papa jangan terlalu sering bersetubuh dengan mama iya pa." Papaku mengangguk dan mengiyakan permintaanku itu.
Setelah itu papa lalu membaringkanku di sebelahnya, dan mulai menghisap payudaraku, sambil tangan kirinya ditaruh tepat di belahan vaginaku yang tembem ini, lalu papapun mulai mengelus elus dan menggosok ke atas serta ke bawah liang vaginaku ini. Akupun merasakan hangat dan mulai mendesah saat papa menghisap payudaraku ini sruupp sruuppp...slurruuppp begitu bunyi suara yang dikeluarkan dari mulut papa saat menghisap puting payudaraku, dan tanpa kusadari akupun bersuara oooohh...sshh....mmmhh...oooh...aaauucchh...Pa...teruss pa hisap pentil susu Nana ini pa, oooh eenaakk pa rasanya, begitu desahku saat aku menikmati hisapan mulut dan sapuan lidah papa pada puting payudaraku sebelah kiri yang membuat darahku ini berdesir, lalu akupun juga memejamkan mataku kadang sampai kutengadahkan kepalaku menikmati permainan lidah papa pada puting payudaraku yang semakin menegang.
Papa tak lupa juga meremas remas payudaraku sebelah kanan dengan tangan kanannya sehingga membuatku semakin merasa terbang ke awang-awang merasakan buaian kenikmatan yang sungguh tiada taranya ini. Akupun terus mendesah dan mengerang, "ooowwwhh...eemmmhh pa...teruskaan pa...hisap terus puting payudara Nana ini pa...aaauuucchh...ssshh... Nana milik papa selamanya!"
Sesaat setelah papa mendengar desahan, rintihan, dan ucapanku ini papa lalu berganti mengenyot pentil payudaraku yang sebelah kanan...ssruuppp...sssruuppp...srruuppp...sluurruupp...slurruuppp bunyi sapuan lidah papaku yang sedang asyik menghisap dan menikmati puting payudaraku yang kanan ini. Akupun semakin menggelinjang saat tangan papa diarahkan dan ditaruh tepat diatas belahan vaginaku yang mulai basah sambil papa terus menggosok gosok vaginaku ini dengan tangan kirinya, lalu perlahan bibir labia mayora(bibir luar) liang vaginakupun mulai merekah dan membuka seperti kelopak bunga yang mekar, juga semakin bertambah basah, sehingga papakupun semakin bernafsu dalam memainkan vaginaku yang telah basah kuyup ini. Sesekali disentuhkannya pula jari tangan kirinya itu oleh papaku tepat pada klitoris ku atau itilku yang telah menegang, mengeras, dan membesar sebesar biji kacang ini, dan akupun kemudian mendesah serta melenguh semakin keras..."ooowwhhh...aaauucchhh...hhuuhh...sshhh...eemmmh...pa...enak sayang...terus pa...mainin itilku ini suamiku papaku cintaku...oowwhh...mmhh..sshh...hhuuh...enak banget gosokan tangan papa di vaginaku ini pa."; tanpa kusadari aku mengeluarkan kata-kata itu sebab kurasakan kenikmatan yang begitu enak di vaginaku ini saat papa menggosokkan jarinya di belahan vaginaku sambil papa mempermainkan vaginaku yang liangnya telah merekah ini dengan jari-jarinya.
Melihatku ini mendesah, dan melenguh saat vaginaku ini dipermainkan oleh papa dengan jari-jarinya, papapun lalu tiba-tiba menghentikan aksinya dalam memainkan vaginaku dengan jari-jarinya tanpa kusadari. Papakupun kemudian menggesekkan kontolnya yang telah menegang maksimal itu di sepanjang bibir liang vaginaku yang telah merekah dan juga becek ini. Aku yang masih belum menyadari apa yang terjadi masih tetap membiarkan papa memainkan vaginaku ini, dan malah kunikmati sambil aku terus merem melek serta mendesah merasakan kenikmatan yang luar biasa ini, "ooowwhh...mmmhh...sshh...pa...eenaakk sayang..." Papa tiba-tiba lalu mendorongkan sedikit pantatnya ke depan, dan akupun lantas menyadari apa yang sedang terjadi saat kepala kontol papaku itu perlahan memasuki liang vaginaku yang sudah becek ini lalu membelahnya perlahan-lahan sehingga terdengar bunyi sleeb...bless...bless...pertanda kontol papaku sudah memasuki vaginaku ini hingga dapat kurasakan kontol papaku telah menerobos masuk ke dalam lubang vaginaku dan mentok hingga ke dalam mulut rahimku ini serta memenuhinya juga mengisi tiap jengkal centi demi centi mili demi mili di dalam vaginaku ini, yang menyebabkan aku sedikit meringis juga menggigit bibirku ini untuk mengurangi rasa pedih atau perih yang kurasakan saat itu .
Aku merasakan dinding vaginaku ini berdenyut-denyut dan mencengkeram kontol papaku dengan erat. Akupun berusaha untuk mengimbangi gerakan papaku dalam memaju mundurkan kontolnya dengan sesekali kumiringkan gerakan pantatku ini ke kanan maupun ke kiri agar aku dapat merasakan tusukan demi tusukan, dan tujahan demi tujahan kontol papaku di dalam vaginaku ini, serta aku juga dapat mengatur ritme denyutan demi denyutan dari dinding vaginaku dalam menjepit sepanjang kepala kontol hingga batang kontol papaku yang panjang nan besar itu. Akupun tak lupa terus mendesah di sepanjang persetubuhan kami ini. Persetubuhan antara seorang puteri dengan ayah kandungnya yang memang terlarang, dan diharamkan oleh agama apapun, namun sungguh nikmat rasanya tanpa dapat dilukiskan oleh sepatah maupun beberapa patah kata ataupun syair puisi.
Aku benar-benar menikmati setiap tusukan juga tujahan dari batang penis papaku yang terus menerus secara konstan menggesek otot-otot di sepanjang dinding dalam vaginaku ini yang terus berdenyut mencengkeram batang penis papaku yang besar nan panjang seirama dengan setiap ayunan putaran dari pantatku ini, yang mana kadangkala pelan dan kadangkala juga cepat. Papaku yang memang sudah ahli atau mahir dalam bercinta sesekali menggerakan kontolnya hingga menyentuh titik G-spot(titik grafenberg) vaginaku yang terletak dua inchi di bagian atas vaginaku ini sehingga akupun semakin melenguh..dan mendesah; "Oowwhh...mmmhh....aaauucchh....hhuuhhffhh...sshhh...enak banget vaginaku ini...mmhh...duh pa, papa apain siech vaginaku ini?...sampai aq benar-benar merasakan keenakan yang luar biasa. Pa, ooowhh sayang, kontol papa luar biasa sayang memenuhi seluruh rongga di dalam vaginaku ini, sshhh...nikmat banget pa sodokan kontol papa, eemmhh terus pa, ratna rela papa entoti terus pa sampai kapanpun sayang",rintihku juga ocehanku yang keluar dari mulutku ini tanpa kusadari saat aku merasakan kenikmatan yang luar biasa ini.
Papa semakin bersemangat dalam menyetubuhiku saat papa mendengar semua yang kuucapkan tanpa kusadari tadi ketika aku sedang mengoceh dan mendesah merasakan kenikmatan vaginaku ini yang sedang dientoti oleh kontol papa juga kedua buah payudaraku yang papa remas-remas pelan namun konstan atau teratur dan berirama saat payudaraku ini bergoyang-goyang seiring dengan tumbukan demi tumbukan kedua kelamin kami yang beradu sehingga menimbulkan bunyi yang gemericik seperti suara anak-anak yang sedang bermain air saat vaginaku ini semakin becek dengan cairan kewanitaanku yang banjir sehingga memudahkan penetrasi kontol papa semakin dalam menujah nan menusuk liang vaginaku ini.
Papa kemudian memujiku disela-sela persetubuhan kami ini; "Na, kamu sungguh hebat, dan luar biasa Nduk, vaginamu benar-benar sempit sayang, oowh kontol papa terasa hangat dan nikmat sayang, sungguh enak cintaku jepitan vaginamu itu, papa akan mengentotimu terus tak kan papa biarkan ada laki-laki lain yang menggaulimu sayang". Hmm, payudaramu juga kenyal, dan besar lagi empuk sayang, papa suka semua yang ada pada dirimu putriku. Papa rasa papa telah jatuh cinta kepadamu bidadari kecilku, papa akan menikahimu, dan memperistrimu sayang.
Akupun lalu bertanya kepada papa disela-sela papa berbicara, "Pa, bagaimana keadaan papa sekarang? Apakah papa sudah baikan suamiku sayang?" Papa tak langsung menjawab, malah papa semakin asyik dalam memilin milin juga memelintir puting payudaraku yang membuatku semakin merasakan hangat serta geli yang teramat sangat serasa tubuhku ini bergetar seperti dialiri oleh aliran listrik yang begitu besar nan intens. Beberapa saat kemudian aku merasakan bahwa puncak orgasmeku ini sudah hampir terjadi, dan memang benar tak lama setelah itu surr...surrr...srr...srrr...surrr...srrr vaginakupun menyemprotkan cairan kewanitaan yang berwarna bening dan agak sedikit putih susu yang sangat banyak hingga menyembur sampai ke kasur juga tembok yang diistilahkan sebagai squirt beberapa kali kira-kira 3-4 kali sambil aku mendesah juga sedikit berteriak ;
" Oh Ya Allah sshh...mmmhh...eemmhh...ooohh...ssshh...oooh pa...aku keluar sayang... Oh pa...aku belum pernah orgasme seenak dan senikmat ini sebelumnya pa...sshh...emmmhh...aku puas banget pa...papa benar-benar hebat sayang..."
Akupun menjadi lemas setelah mengalami orgasme yang dahsyat ini, namun papaku masih belum juga mencapai klimaksnya. Papa masih asyik menggenjot dan menyodok liang vaginaku yang kini semakin licin sehingga akupun bertambah kelojotan, juga semakin menggelinjang saat kontol papa menyelusuri serta menggesek centi demi centi dinding vaginaku yang mencengkeram kontol papa makin kuat seirama dengan tusukan kontol papa yang makin dalam hingga menyentuh mulut rahim atau serviksku ini. Namun tak lama kemudian sekitar 10 menit setelah itu papa semakin membenamkan kontolnya dalam-dalam hingga dapat kurasakan mentok di dalam rahimku, lalu papapun mengalami klimaks dengan menyemprotkan spermanya sebanyak 5x...croot...croott...croott...crooot...crooott...tetapi tak semua sperma papa tertampung di dalam rahimku ini, bahkan sebagian sperma papa keluar meleleh ke lipatan paha serta selangkanganku ini dan kini dapat kurasakan liang vaginaku ini semakin basah nan lengket sebagai akibat dari percampuran dari cairan kewanitaanku ini dengan sperma papa.
Papa lalu memujiku dan mengatakan padaku; "Ratna sayang anakku, istriku, kamu benar-benar hebat sayang, kamu luar biasa Nduk memberikan servis kepada papa serasa papa mengalami malam pengantin kedua sayang", sambil papa menuntunku ke kamar mandi, dan tangan papa mengambil tissue untuk membersihkan cairan cinta kami berdua ini.
Akupun lalu berkata pada papa; "Pa, aku mencintaimu sayang, sejak pertama kali aku papa setubuhi, aku jadi ketagihan kontol papa sayang, papa benar-benar lelaki gagah juga jantan sayang, Ratna bangga dech papa pilih menjadi pengganti mama sayang". Di dalam kamar mandi papa lalu membersihkan kontolnya dengan sabun mandi sambil mengocok-kocok kontolnya di hadapanku hingga kontol papa kembali menegang, namun semua sperma, dan cairan cinta kami yang tadi menempel di sepanjang kepala hingga batang penis papa kini telah menghilang berganti dengan wangi sabun yang harum, kemudian papa menyirami kontolnya dengan air sehingga busa sabun yang menempel di kontol papa ikut luntur seirama dengan guyuran air pada kontol papa.
Begitupun yang kulakukan, sesampainya di kamar mandi, aku lalu menyiram liang vaginaku yang masih merekah juga basah, dan becek dengan genangan sperma papa yang bercampur dengan cairan kewanitaanku ini sehingga menjadi teramat sangat lengket, lantas aku mengambil sabun mandi untuk menghilangkan lengket yang ada pada vaginaku dan juga selangkanganku ini, kemudian aku mulai menyabuni daerah di sekitar belahan vagina hingga selangkanganku ini sampai bersih lalu akupun membilasnya dengan air. Setelah itu akupun lalu menuangkan sedikit sabun sirih pada tanganku ini dan perlahan-lahan aku gosokkan pada bibir vaginaku ini sampai dengan pantatku sambil sesekali aku pejamkan mata, juga mendesah "oowwh...mmmhh...sshh..." saat jari-jariku ini menyentuh bagian klitoris pada vaginaku ini. Akupun lalu mengambil air dengan gayung dan membilas vaginaku ini sebanyak 3x bilasan air, sehingga kini vaginaku menjadi bersih nan keset begitu pula dengan area selangkanganku yang bersih lagi wangi.
Selama aku membersihkan diriku tadi ternyata tanpa kusadari papa telah beranjak dari kamar mandi, dan menungguku di ruang televisi sambil duduk manis menonton acara televisi.
Nah sesampainya di kamarku, papa lalu menghampiriku, dan duduk di pinggir ranjang lantas papaku mencelupkan sedikit ujung kain lap yang dibawanya ke dalam gayung yang berisi air itu dan membasahinya, kemudian papa lalu meletakkan ujung kain lap yang basah itu tepat di atas belahan liang vaginaku yang masih merekah juga basah ini.
Papa lalu menyeka dan mengusapkan ujung kain lap yang basah itu ke sepanjang daging labia minora vaginaku yang berwarna merah jambu sambil tangan papa agak sedikit diputar saat tangan papa tepat menyentuh lubang pipisku ini, dan papaku lantas berkata kepadaku; "hmm...anak papa yang cantik ini agak kurang ajar iya...masa' papanya sendiri dipipisin lho?"... Kalau begitu mama harus papa hukum sepanjang hari ini, demikian papa melanjutkan perkataannya.
Akupun lantas menjawab; "ma'afin ratna pa...ratna tadi benar-benar nggak tahan pa...sebab papa siech, buat ratna keenakan pa..., sampai ratna pipis pa...karena saking nikmatnya permainan lidah papa di vagina ratna ini pa..." Ratna bersedia papa hukum pa sepanjang hari ini, asalkan tolong hukuman buat mama ini jangan berat-berat iya pa, masa' papa tega lho menghukum mama yang berat-berat pa, ujarku tegas namun sambil agak merajuk pada papa.
Papa lalu menjawab;"baiklah papa akan hukum kamu yang tidak terlalu berat nduk, putriku..." Memangnya papa akan menghukukumku apa lho pa, ujarku menyela perkataan papaku. Papa lalu melanjutkan perkataannya; "Nduk, sebagai hukuman karena kamu tadi sudah kencing di wajah papa ini, walaupun papa tahu kamu tidak sengaja terkencing di wajah papa, sebab kamu tak dapat menahan rangsangan yang papa berikan tadi,sebagai akibat dari lidah papa yang menjilati klitoris, dan dinding labia minoramu itu terus-menerus, nah seharian ini kamu tidak boleh memakai sehelai pakaianpun sayang, atau dengan kata lain kamu harus telanjang bugil seharian ini putriku sayang!" Bagaimana kamu bersediakah sayang? Akupun lantas menjawab; "Okay dech pa, ratna nggak keberatan koq pa, ratna dengan senang hati akan telanjang bugil seharian ini papaku sayang, papa meminta syarat apalagi lho pa dariku, putrimu yang paling cantik ini suamiku?" tanyaku pada papaku. Papa lantas menjawab; "Papa akan mengentotimu seharian ini Nduk, dan kita akan mandi bareng sayang, serta kamu harus memberikan servis yang paling hebat sayang, saat kita ngentot nanti ma!"
Apakah kamu sanggup sayangku? tanya papa kepadaku. "Iya pa, aku sanggup sayangku, papaku, suamiku, seharian ini aku akan memenuhi kebutuhan biologis papa sayang, pa entoti aku di setiap sudut rumah kita iya pa, agar aku lekas hamil anak kita sayang" ujarku mantap serta penuh pengharapan, sebab dirikupun kini telah dikuasai sepenuhnya oleh dewi cinta birahi, dan aku berharap dapat hamil, dan melahirkan anakku buah cintaku dengan papaku, yang mana itu juga adalah adikku ini.
Sesudah mendengar perkataanku ini papa lalu menggendong, dan membopong tubuhku ini ke kamar mandi, kemudian sesampainya di kamar mandi papa lalu mengambil sabun, dan memintaku untuk menungging sambil berpegangan pada bagian tepi bak mandi, lantas papa menyelipkan tangannya di antara kedua belah pahaku ini, lalu papa mulai menyabuni belahan vaginaku yang sudah merekah dan agak berlendir ini sambil jari tangan papaku sibuk mengobel-kobel dinding vaginaku yang telah basah juga lembab lagi becek ini sehingga membuatku mengerang serta merintih merasakan dinding vaginaku yang mencengkeram jari-jemari tangan papaku, dan akupun mulai meracau; "... uuuhh...eemmhh...ooowwhh...ssshh...pa...eenaakk pa, teruss pa tusukin yang dalam jari papa sambil kocok yang kencang pa dinding memekku ini pa, setelah itu papa entoti tempikku yang sudah gatal ini pa, minta disodok kontol papa sayang".
Akupun berkata-kata vulgar disela-sela kunikmati kobelan jemari tangan papaku pada vaginaku yang liangnya sudah menganga lebar pertanda sudah siap dipenetrasi, juga dimasuki oleh penis papaku yang besar itu, sambil kupejamkan mataku ini. Papa lantas semakin mempercepat mengobel-kobel vaginaku ini sesaat setelah papa mendengar rintihanku tadi, dan akupun merasakan sudah hampir mencapai orgasme, sebab vaginaku ini semakin becek serta basah dengan cairan kewanitaanku yang semakin banyak kukeluarkan, dan semenit kemudian akhirnya akupun benar-benar mengalami orgasme...surrrr...surrrr..surr...surrr...surrr...saat jemari tangan papa menyentuh bulatan bola kecil di depan dinding vaginaku yang mengarah ke arah urethra(saluran kencingku) ini, yang mana daerah itu adalah daerah titik G-spot vaginaku ini.
Akupun lalu berteriak sekencang-kencangnya; "ooowwhhh pa...eemmmhhh pa...sshh...aaauuucchh...ooowwwhh...pa...enaakk pa..." saat jari telunjuk papaku disentuhkan pada bulatan bola kecil yang terletak di depan dinding vaginaku ini yang merupakan titik G-spot vaginaku sambil jari telunjuk papa terus mengocok, dan mengobel dinding vaginaku, sehingga membuatku makin merasakan keenakan.
Papa semakin cepat mengobel-kobel dinding vaginaku pada daerah titik G-spotku ini selama hampir 5 menit yang menyebabkan aku semakin kelojotan, dan merintih serta mengerang keenakkan;"...ooowwhh....eemmmh...aaauuucchh pa, Nana sudah nggak tahan pa, tempikku sudah lapar pa minta disodok kontol papa, ayo donk pa segera entoti memekku ini pakai kontol papa yang besar, tegang, dan keras itu pa". Papa lalu menyela perkataanku itu; "iya Nduk, sebentar iya sayang, papa juga sudah ingin kontol papa ini menikmati jepitan dinding vaginamu sayang, kontol papa sudah ereksi dan berontak minta dimasukkan ke sarangnya sayang". kata papaku sambil papa masih sibuk mengobel-kobel liang vaginaku dengan jari telunjuk tangan kanannya.
Setelah papa merasa puas mengobel-kobel vaginaku dengan jari-jemari tangannya, papa lalu memajukan pantatnya, dan menyelipkan kontolnya di belahan vaginaku ini sambil digesek-gesekkannya kontolnya di sepanjang liang vaginaku yang sudah merekah, serta menganga lebar sehingga akupun mendesah semakin kencang sambil kupejamkan mataku ini sembari kunikmati pergesekan antara kedua kelamin kami berdua, yang menyebabkan vaginaku semakin basah dan banjir dengan lendir cairan kewanitaanku serta menjadi amat sangat licin sehingga menyebabkan kontol papakupun terkadang kepala penisnya menerobos ke dalam lubang pembukaan vaginaku yang berbentuk setengah lingkaran seperti cincin.
Akupun semakin mendesah juga melenguh merasakan kenikmatan yang tiada taranya saat kepala penis papaku terjerumus semakin dalam ke dalam liang vaginaku ini, dan dapat kurasakan dinding vaginaku ini berdenyut-denyut mengatup membuka dan menutup menjepit serta meremas-remas kepala penis papaku itu. Papa tiba-tiba lalu kembali mengeluarkan penisnya yang tadi telah terjerumus, dan tercebur ke dalam liang vaginaku , kemudian papa menggesekkan kepala penisnya di daging labia minora(bibir dalam) vaginaku yang basah dengan lendir cairan kewanitaan, sambil sesekali disentuhkannya kepala penis papaku pada klitoris atau itil vaginaku yang telah menegang yang membuatku sedikit merasakan geli akibat dari pergesekan yang terjadi antara kepala penis papaku dengan seluruh bagian klitorisku ini(yang terdiri dari batang tubuh, dan kepala klitoris, telah diterangkan pada paragraf sebelumnya, redaksi)
Aku yang semakin tersiksa dengan perlakuan papaku itu, lalu dengan tangan kiriku, aku menggenggam batang penis papaku, dan kuletakkan tepat di celah lubang pembukaan vaginaku yang berbentuk setengah lingkaran yang telah basah, dan becek dengan lendir cairan kewanitaanku ini, kemudian setelah itu kudorongkan pantatku yang semok ini ke belakang, dan terdengar bunyi bless...bless...slebb.., sehingga penis papaku dalam sekejap telah memasuki vaginaku, dan berada di dalam diriku ini. Aku merasakan penis papa semakin membesar di dalam vaginaku ini, dengan posisiku yang sedang menungging, aku dapat merasakan otot-otot dinding vaginaku makin kencang nan kuat mencengkeram penis papaku, serta menjepit, dan memijat-mijat saraf-saraf di sepanjang penis papaku mulai dari kepala penis papa sampai dengan batang penisnya, lalu perlahan-lahan kugoyangkan pantatku ini agar otot-otot dinding vaginaku makin sering membuka, dan menutup serta merapat meremas-remas penis papaku ini.
Papa mencoba mengimbangi gerakan pantatku dengan memaju mundurkan pantatnya, dan mendorong ke depan juga ke belakang penisnya yang semakin membesar di dalam vaginaku serta menggesek, dan menyodok tiap jengkal demi jengkal rongga vaginaku yang semakin basah serta licin dengan lendir cairan kewanitaan, disertai dengan otot-otot dinding vaginaku yang terus-menerus menjepit, dan meremas-remas penis papaku ini.
Aku merasakan dengan posisi menungging ini atau dinamakan, dan diistilahkan "doggy style" semakin lebih dapat kurasakan setiap sodokan penis papa, dan dapat kuimbangi gerakan papa dengan kugoyang-goyakan pantatku yang membuat otot dinding vaginaku makin rapat mencengkeram penis papa yang tanpa ampun papa terus menyodokkan penisnya semakin dalam membelah, dan menusuk-nusuk di dalam rongga vaginaku ini juga menujah sangat dalam hingga mentok, dan membentur dinding rahimku ini.
Papa masih asyik terus memaju mundurkan pantatnya, dan mendorong ke depan serta ke belakang penisnya menggeseki, dan menusuk-nusuk otot-otot dinding vaginaku ini, sambil kedua tangan papa meremas-remas buah dadaku yang bergoyang-goyang seirama dengan setiap sodokan, dan tumbukan yang terjadi antara kedua kelamin kami sehingga menimbulkan bunyi brrtt,.brrtt...brrtt saat tumbukan yang terjadi antara kedua selangkangan kami semakin sering serta bertambah cepat juga kencang, disamping itu juga menimbulkan bunyi gemericik air di dalam vaginaku seiring dengan tusukan demi tusukan juga genjotan demi genjotan penis papa pada vaginaku yang membuatku semakin merasakan kenikmatan yang tiada taranya, sehingga kucoba untuk mengencangkan jepitan otot dinding vaginaku dengan agak kurapatkan kedua kakiku serta kugoyang-goyangkan pinggulku ini dengan sedikit cepat yang membuat penis papa masuk semakin dalam, dan kini telah menerobos mulut rahimku ini.
Saat aku masih merasakan penis papaku yang terasa memenuhi seluruh ruang, dan rongga di dalam vaginaku ini, tiba-tiba aku dikagetkan dengan timbulnya suara preett...prett..., seperti kentut dari vaginaku sebagai akibat dari gesekan demi gesekan penis papaku pada vaginaku yang semakin licin, nan becek dengan lendir kewanitaanku yang diproduksi oleh kelenjar sabacea di bagian dalam labia mayora(bibir luar atau bibir besar) vaginaku, maupun oleh kelenjar bartholin pada vulvaku, dan kelenjar skene's yang terletak di dekat saluran kencingku, yang mana produksi lendir kewanitaanku semakin banyak, semakin lama aku berhubungan seksual dengan papaku, sebab hal ini berbanding lurus, semakin lama hubungan seksual yang dilakukan oleh seorang wanita dengan seorang laki-laki, maka produksi lendir kewanitaan semakin banyak, yang mana lendir ini berfungsi untuk melumasi vagina ketika berhubungan seksual agar tidak terasa sakit, dan mempermudah keluar masuknya penis pada vagina.
Aku terus menikmati sodokan demi sodokan batang penis papaku pada vaginaku, kurasakan otot-otot dinding vaginaku semakin erat mencengkeram penis papaku, yang semakin menimbulkan bunyi prett...prett...seiring dengan tumbukan demi tumbukan, juga benturan demi benturan antara selangkangan papa dengan pantatku ini. Papa terus menggenjot penisnya, dan memaju mundurkan sodokan penisnya pada vaginaku, sehingga vaginaku mengeluarkan bunyi crrk...crkk...crkk...seperti suara kecipak air, seiring dengan semakin meningkatnya produksi lendir kewanitaanku ini, yang menyebabkan vaginaku benar-benar banjir dengan cairan kewanitaanku yang telah merembes, dan menetes hingga bagian dalam pahaku.
Papaku tak hanya menggenjot, dan menyodokkan penisnya pada vaginaku ini dengan tempo sedang, bahkan kadang disertai juga dengan jari-jemari papa yang memilin-milin klitorisku yang telah menegang yang sebesar biji ini, yang membuatku semakin merasakan kenikmatan yang tiada tara, dan kurasakan hangat yang luar biasa seperti dialiri oleh listrik ribuan volt, sambil kupejamkan mataku menikmati perlakuan papa pada vaginaku ini, lalu kukatakan; "oowwhh...eemmhh...sshh...hhaaahh...uuucchh...pa...eenaakk pa...teruss pa...aauucchh...nikmat banget pa...ooowwhh...pilin-pilin terus itil memek ku ini pa...eemmhh pa...geli rasanya, tapi enakk banget pa...".
Dapat kurasakan otot-otot dinding vaginaku semakin berkontraksi membuka, dan menutup mencengkeram serta meremas penis papaku semakin kuat, dan tangan papapun tak tinggal diam begitu saja, sembari kontol papa terus keluar-masuk menusuk-nusuk, dan mengocok serta mengaduk-aduk otot-otot dinding bagian dalam memek ku, tangan papa juga terus memilin-milin klitorisku ini, yang menyebabkan aku semakin terbuai, dan terbang ke awang-awang merasakan kenikmatan yang tiada taranya ini.
Aku tak mau kalah dengan apa yang dilakukan oleh papaku ini, aku terus menggoyangkan pantatku dengan tempo yang tidak terlalu cepat, namun juga tidak terlalu pelan, sehingga aku dapat menikmati setiap tusukan demi tusukan penis papaku yang terus-menerus menusuk, juga menujah setiap jengkal otot-otot dinding vaginaku ini, dan kurasakan pula kontol papaku semakin lama semakin membesar di dalam rongga kewanitaanku ini, yang membuat aku semakin kelojotan, sebab papaku jadi semakin leluasa dalam mengeksplorasi titik G-spot ku di dalam vaginaku, dan semakin lama pergesekan antara otot-otot dinding dalam vaginaku dengan penis papaku itu semakin sering yang sesekalipun papa sengaja menyentuhkan kepala penisnya dengan klitorisku ini.
Sehingga hal ini menyebabkan aku semakin melenguh, serta mendesah juga menceracau mengeluarkan kata-kata jorok nan vulgar untuk mengungkapkan apa yang tengah kurasakan saat itu: "oowwhh...pa, sshh...mmhh...pa, kontol papa semakin hari koq semakin bertambah besar lho pa, uucchh...sakit pa...eemmhh...pa, vaginaku penuh, dan sesak rasanya dengan kontol papa...hhhuuffhh...pa...
Tak terasa sudah hampir satu jam persetubuhanku dengan papaku, saat masih kunikmati sodokan demi sodokan kontol papaku di dalam vaginaku ini, aku menyempatkan untuk melirik jam dinding yang berada di seberang ranjang tempat persenggamaanku dengan papaku, dan jam dinding telah menunjukkan pukul 09.00
w.i.b, yang berarti sudah hampir 1 jam lewat 15 menit persenggamaan yang kami berdua lakukan.
Kurasakan sekujur tubuhku sudah mulai lelah, namun rasa nikmat yang menjalari rongga-rongga di bagian dalam vaginaku yang terus menjepit, dan meremas-remas penis papaku yang ukurannya terbilang lumayan besar sehingga rongga di dalam vaginaku ini terasa penuh terisi oleh kontolnya, serta menyebabkan setiap pergesekan yang terjadi di sepanjang batang penis papaku dengan dinding-dinding bagian dalam vaginaku kurasakan sangat nikmat yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata, apalagi saat papaku menyodokkan penisnya semakin dalam yang mampu menerobos masuk ke dalam rahimku ini, dan membuatku semakin kelojotan rasanya.
Aku memang merasakan sedikit rasa sakit di vaginaku ini akibat besarnya ukuran kontol papaku, akan tetapi di dalam hatiku berbisik, dan mengatakan bahwa kontol papaku memang tercipta untuk memek ku ini, sebab terasa pas, dan mengganjal seluruh rongga di dalam vaginaku ini.
Sehingga saat itu kuputuskan sejak hari ini, dan seterusnya aku dengan sukarela menggantikan tugas mamaku untuk memenuhi kebutuhan biologis papaku, manakala mamaku sedang berhalangan, ataupun saat mamaku tugas ke luar kota, walaupun terkadang kami tetap melakukan persetubuhan secara sembunyi-sembunyi manakala mamaku sedang mengajar di kampus.
Beberapa saat kemudian kurasakan bahwa aku sudah hampir mengalami klimaks, yang ditandai dengan berkedutnya otot-otot dinding vaginaku ini, namun ternyata tidak demikian dengan yang dirasakan oleh papaku. Kurasakan penis papaku masih sangat keras, dan tegang. Hal ini membuat aku merasakan sensasi yang teramat sangat nikmat, akibat dari tusukan penis papaku yang makin dalam hingga memasuki leher rahimku, dan tembus hingga ujung kepala penis papa benar-benar telah berada di dalam kandunganku ini
sehingga mau tidak mau, kembali kugoyangkan pinggulku ini agar papaku segera mencapai klimaksnya, sekalipun aku telah merasa lelah, namun tidak demikian dengan dinding rongga bagian dalam vaginaku yang masih terus meremas batang penis papa, yang tentu saja hal ini menimbulkan suatu kenikmatan tersendiri bagiku, dan bunyi plok…plok…plok…akibat tumbukan antara selangkangan kami berdua yang semakin sering terjadi, juga suara cpplakk…cpllakk…seperti suara gemericik air setiap kali penis papaku dimaju mundurkannya, ditarik sedikit kemudian dibenamakan kembali dengan lebih dalam, yang membuatku semakin kelojotan.
The King Casino Hotel | Jamul Casino & Spa
BalasHapusThe King Casino Hotel is set casino-roll.com 1 mile https://jancasino.com/review/merit-casino/ south of Jamul Casino, 도레미시디 출장샵 1 www.jtmhub.com MPRC Blvd, Jamul, Georgia. View map. This septcasino casino offers a variety of gaming options including slots,
Pengen bokep bocil
BalasHapusNONTON BOKEP INDO, VIRAL, JEPANG, BARAT DAN LAIN LAIN
BalasHapusTERBARU 2022 LINK DIBAWAH INI
LINK 1>> Bokep
LINK 2>> Bokep
LINK 3>> Bokep
TINGGAL DIPILIH SALAH SATU YA NGABB
SELAMAT MENONTON DAN NGOCOK...